Kejadian 17
Bukti Ketaatan terhadap Perjanjian
1 Maret 2019
![](javascript:fbShare("703639703796626", "http://www.gky.or.id/gema.jsp?gemaId=1861", "Bukti+Ketaatan+terhadap+Perjanjian", "Bacaan Alkitab hari ini : Kejadian 17 Di dalam Alkitab, kita menemukan adanya sikap orang Yahudi yang salah dalam memahami sunat. Mereka menyangka bahwa sunat merupakan tanda bukti khusus (tiket) yang", "http://www.gky.or.id/images/gema.jpg", 520, 350))
Bacaan Alkitab hari ini : Kejadian 17
Di dalam Alkitab, kita menemukan adanya sikap orang Yahudi yang salah dalam memahami sunat. Mereka menyangka bahwa sunat merupakan tanda bukti khusus (tiket) yang menjamin keselamatan, sama seperti tiket yang kita perlukan saat kita hendak bepergian menggunakan pesawat. Pandangan yang keliru itu membuat mereka begitu bangga dalam melaksanakan tradisi sunat. Mereka menjadi terlena, sehingga mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang berada di luar kasih karunia Allah. Dari pembacaan Kejadian 17, jelas bahwa sunat bukan tanda resmi kepastian keselamatan, melainkan bukti ketaatan terhadap perjanjian Allah!
Pasal ini diawali dengan tindakan aktif Allah yang dengan kasih karunia-Nya telah memilih Abraham sebagai bapa atau kepala dari umat pilihan-Nya (17:1-8). Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak terikat untuk memilih Abraham karena berhutang budi atau karena Allah telah menerima kebaikan Abraham. Pemilihan Allah semata-mata dilakukan berdasarkan kedaulatan-Nya sendiri dalam mengambil keputusan. Namun, kisah tersebut belum berakhir. Ayat 9-14 menjelaskan bahwa Allah menuntut Abraham untuk menjalankan sunat sebagai bukti kesetiaan Abraham dan keturunannya terhadap anugerah keselamatan Allah tersebut. Tujuan sunat adalah agar Abraham dan keturunannya selalu mengingat janji setia mereka kepada Allah, sekaligus mengingatkan mereka untuk tetap hidup dalam kekudusan sebagai umat Allah yang berbeda dengan bangsa lainnya (bandingkan dengan Imamat 20:26). Begitu pentingnya sunat sebagai bukti kesetiaan, sehingga Allah memerintahkan Abraham untuk menyingkirkan semua orang yang tidak bersunat, karena mereka dianggap mengingkari perjanjian Allah dengan Abraham tersebut (17:14). Jadi, inti pelaksanaan sunat adalah sebagai ungkapan kesetiaan terhadap perjanjian dengan Allah!
Bagaimana dengan diri Anda? Apakah Anda terlena dengan status Anda sebagai pengikut Kristus dan merasa bangga terhadap status tersebut, padahal sesungguhnya Anda tidak setia terhadap perjanjian Allah? Apakah Anda termasuk sebagai hamba yang diperkenan oleh Tuannya (bandingkan dengan pengajaran Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Matius 24:42-51)? Dengan apakah Anda dapat membuktikan kesetiaan Anda terhadap Allah? [Sung]
Di dalam Alkitab, kita menemukan adanya sikap orang Yahudi yang salah dalam memahami sunat. Mereka menyangka bahwa sunat merupakan tanda bukti khusus (tiket) yang menjamin keselamatan, sama seperti tiket yang kita perlukan saat kita hendak bepergian menggunakan pesawat. Pandangan yang keliru itu membuat mereka begitu bangga dalam melaksanakan tradisi sunat. Mereka menjadi terlena, sehingga mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang berada di luar kasih karunia Allah. Dari pembacaan Kejadian 17, jelas bahwa sunat bukan tanda resmi kepastian keselamatan, melainkan bukti ketaatan terhadap perjanjian Allah!
Pasal ini diawali dengan tindakan aktif Allah yang dengan kasih karunia-Nya telah memilih Abraham sebagai bapa atau kepala dari umat pilihan-Nya (17:1-8). Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak terikat untuk memilih Abraham karena berhutang budi atau karena Allah telah menerima kebaikan Abraham. Pemilihan Allah semata-mata dilakukan berdasarkan kedaulatan-Nya sendiri dalam mengambil keputusan. Namun, kisah tersebut belum berakhir. Ayat 9-14 menjelaskan bahwa Allah menuntut Abraham untuk menjalankan sunat sebagai bukti kesetiaan Abraham dan keturunannya terhadap anugerah keselamatan Allah tersebut. Tujuan sunat adalah agar Abraham dan keturunannya selalu mengingat janji setia mereka kepada Allah, sekaligus mengingatkan mereka untuk tetap hidup dalam kekudusan sebagai umat Allah yang berbeda dengan bangsa lainnya (bandingkan dengan Imamat 20:26). Begitu pentingnya sunat sebagai bukti kesetiaan, sehingga Allah memerintahkan Abraham untuk menyingkirkan semua orang yang tidak bersunat, karena mereka dianggap mengingkari perjanjian Allah dengan Abraham tersebut (17:14). Jadi, inti pelaksanaan sunat adalah sebagai ungkapan kesetiaan terhadap perjanjian dengan Allah!
Bagaimana dengan diri Anda? Apakah Anda terlena dengan status Anda sebagai pengikut Kristus dan merasa bangga terhadap status tersebut, padahal sesungguhnya Anda tidak setia terhadap perjanjian Allah? Apakah Anda termasuk sebagai hamba yang diperkenan oleh Tuannya (bandingkan dengan pengajaran Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Matius 24:42-51)? Dengan apakah Anda dapat membuktikan kesetiaan Anda terhadap Allah? [Sung]